Pria Kidal Gondrong Masih Misteri, Polisi Kejar Komandan Lapangan Kerusuhan 22 Mei

0
331

Tim Investigasi yang dibentuk Polri belum menemukan sosok pria kidal berambut grondong yang diduga pelaku penembakan dalam kerusuhan 22 Mei 2019.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, ciri-ciri pelaku berambut gondrong dengan tinggi sekitar 175 cm. Serta, berkulit gelap diketahui dari dua orang saksi mata. ”Namun, polisi ternyata menemukan saksi lainnya yang juga melihat pelaku,” urainya.

Artinya, tiga orang saksi melihat langsung kejadian tersebut. Dengan begitu langkah untuk menggambar wajah pelaku melalui sketsa menjadi lebih mudah. Sebab, ada tiga orang saksi yang bisa saling menyempurnakan. ”Ketiganya sebut ciri-cirinya memang sama, tuturnya.

Sayangnya, dalam rekaman closed circuit television (CCTV) yang diperoleh penyidik, tidak terlihat wajah pelaku.

Sehingga, sulit untuk menerapkan face recognition atau mengenali identitas melalui deteksi wajah. ”Yang terlihat di CCTV hanya saat korban Harun terjatuh setelah tertembak,” urainya.

Menurutnya, pekerjaan kepolisian masih banyak. Sebab, lokasi penembakan terhadap korban itu berbeda-beda serta jaraknya berjauhan. Dengan begitu ada kemungkinan pelaku penembakan lebih dari satu orang. ”Empat TKP, jauh-jauh,” jelasnya.

Untuk korban lainnya, dia menuturkan bahwa ada satu saksi yang melihat peristiwa penembakan di depan kantor Pemadam Kebakaran. Saksi tersebut masih dalam pemeriksaan. ”Masih didalami bagaimana yang dilihat saksi,” terangnya.

Dedi menjelaskan bahwa saat ini polisi juga tengah mengejar salah seorang komandan lapangan kerusuhan 22 Mei di Jawa Barat. Sejak diumumkan beberapa hari lalu soal perkembangan kasus 22 Mei, hingga saat ini komandan lapangan ini belum juga tertangkap. ”Ini yang melakukan provokasi agar terjadi kerusuhan,” paparnya.

Bila komandan lapangan ini tertangkap, tentu akan dapat diketahui siapa pelaku lain yang tingkatannya lebih tinggi. Apakah komandan lapangan ini dibayar atau diperintah oleh seseorang. ”Semua itu baru akan ketahuan,” jelasnya.

Sebelumnya, dari sembilan korban meninggal dunia, Polri baru bisa mengautopsi empat di antaranya. Lima korban meninggal dunia lain terlanjut dikubur oleh keluarga. Namun, diduga delapan korban meninggal dunia akibat tembakan dan satu korban karena pukulan benda tumpul. (idr)

sumber:JPNN

LEAVE A REPLY