PLN Batalkan Program Kompor Listrik, Fahira Idris: Keputusan Bijak

0
113

Pertama.id – Setelah mendapat sorotan luas dari publik, PT PLN (Persero) akhirnya membatalkan program konversi kompor gas elpiji ke kompor listrik.

Alasan utama pembatalan ini adalah untuk menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.

Anggota Komite II DPD RI yang membidangi pengelolaan sumber alam dan sumber daya ekonomi lainnya, Fahira Idris menilai pembatalan program tersebut merupakan kebijakan yang tepat dan bijak.

“Pembatalan program tersebut akan sangat membantu masyarakat yang saat ini sedang berupaya bangkit menggerakkan kembali roda ekonomi setelah lebih dua tahun dihantam pandemic,” ujar Fahira Idris dalam keterangan tertulis pada Rabu (28/9).

Menurut Fahira, pembatalan program konversi kompor elpiji ke kompor listrik adalah sebuah kabar baik untuk publik.

Dia menyebut dalam situasi seperti saat ini terutama karena dampak pandemi masih sangat terasa dan harga BBM subsidi yang sudah dinaikkan, idealnya pemerintah tidak mewacanakan apalagi mengambil kebijakan yang ujung-ujungnya memberatkan masyarakat.

Fahira mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pemerintah dan PLN karena membatalkan program konversi kompor elpiji ke kompor listrik.

“Ini sebuah kebijakan yang tepat dan bijak. Masyarakat terutama masyarakat miskin, rentan miskin dan usaha mikro kini bisa tenang dan nyaman karena masih mendapatkan subsidi LPG 3 kilogram dan tidak harus menggantinya dengan kompor listrik,” ujar Fahira Idris.

Fahira berharap pembatalan program konversi kompor elpiji ke kompor listrik ini, Pemerintah segera merampungkan database penerima gas LPG 3 kg.

Dia menilai hal itu bertujuan agar tepat sasaran dan memperbaiki manajemen operasional dan pengawasan dari hulu hingga hilir pelaksanaan distribusi gas LPG 3 Kg.

Selain itu, harus ada formulasi baru pola distribusi LPG 3 kg yang idealnya menggunakan pola distribusi tertutup sehingga terhindar dari berpindahnya pengguna elpiji nonsubsidi ke subsidi.

Di sisi lain, terkait over supply listrik, menurut Fahira, Pemerintah harus mencari strategi baru agar kelebihan listrik ini diserap maksimal oleh sektor industri dan bisnis, bukan rumah tangga lewat program kompor listrik.

Selain itu, harus segera direalisasikan program penyeimbangan antara daerah yang mengalami surplus tenaga listrik dan daerah yang mengalami defisit listrik di Indonesia agar kelebihan listrik yang terjadi saat ini bisa terserap.

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Pemerintah dan PLN yang telah membatalkan program konversi kompor elpiji ke kompor listrik ini,” ujar Fahira.

Dari sisi manapun terlebih dalam situasi saat ini, program ini akan menuai masalah jika dipaksakan realisasinya.

Fahira menyebut pemerintah paham psikologis dan suasana batin masyarakat yang saat ini memang sedang butuh berbagai kemudahan agar bisa segera bangkit memulihkan ekonomi keluarga yang selama dua tahun terganggu akibat pandemi.

Sumber : JPNN

LEAVE A REPLY