Kemenhub Prediksi Jawa Tengah jadi Tujuan Mudik Paling Banyak

0
150

Pertama.id – Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi memprediksi daerah tujuan terbanyak mudik pada tahun ini ialah ke wilayah Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan dalam Rapat Kesiapan Jalur Mudik Angkutan Lebaran Tahun 2022 (1443 H) wilayah Jawa Tengah yang digelar di Banyumas pada Sabtu (26/3).

“Dari hasil penelitian Badan Litbang Perhubungan, daerah tujuan terbesar ke Jawa Tengah sebesar 26,8% atau 21,3 juta orang yang datang dari berbagai provinsi terutama dari Jawa Timur dan Jabodetabek,” ungkap Dirjen Budi.

Selain Jawa Tengah, potensi pergerakan masyarakat terbesar lainnya, yakni Jawa Timur dan Jawa Barat.

Survey potensi pergerakan masyarakat selama Angkutan Lebaran 2022 itu dilakukan pada 9-21 Maret setelah syarat perjalanan dengan tes antigen atau PCR dihapus.

Selain itu, kata dia, setelah tidak berlakunya tes antigen/PCR, potensi penggunaan moda sedikit bergeser meskipun penggunaan angkutan pribadi tetap yang terbanyak.

Dia mengatakan pemilihan penggunaan pesawat menjadi lebih banyak dibandingkan menggunakan kereta api dibandingkan hasil pada survey sebelumnya.

Pengguna mobil pribadi (26% atau 21 juta ) dan sepeda motor (18% atau 14 juta) mendominasi mayoritas jenis moda pilihan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik. Selanjutnya disusul oleh bus (16% atau 12 juta) dan pesawat (12% atau 9 juta).

Dirjen Budi mengimbau agar semua pihak yang terlibat dalam angkutan lebaran tahun ini bisa memaksimalkan kinerjanya dengan baik.

“Kami tidak ingin banyak masyarakat yang mau pulang dan terhambat. Karena itu harus dipersiapkan dengan baik,” ujarnya.

Di wilayah provinsi Jawa Tengah sendiri, ungkap dia, ada sejumlah titik yang patut diwaspadai selama pelaksanaan Angkutan Lebaran 2022, yaitu Tawangmangu, Semarang, Ungaran, Baturraden, Wonosobo, Temanggung, Slawi, dan Kebumen.

“Perlu hati-hati di sejumlah kawasan tersebut karena rawan kecelakaan maupun longsor. Kalau perlu ada pencegahan dengan melarang kendaraan berukuran besar melintas,” tambah Dirjen Budi.

Selain itu, dia memaparkan bahwa diperkirakan puncak arus mudik terjadi pada 28 April dan potensi perjalanan meningkat pada 30 April.

Sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 8 Mei.

Hingga saat ini mengenai pembatasan angkutan kendaraan barang masih dalam tahap pembahasan.

“Nanti akan dibatasi, yaitu mobil barang dengan jumlah berat yang diizinkan (JBI) lebih dari 14.000 kg, mobil barang dengan sumbu 3 atau lebih, kereta tempelan, dan kereta gandengan,” tutur dia.

Hal lainnya yang dibahas dalam rapat itu, yaitu mengenai penumpukan masyarakat di bahu jalan.

Menurut dia, ada 2 opsi untuk mencegah penumpukan tersebut, yaitu pembatasan waktu bagi kendaraan yang berhenti di rest area atau pemanfaatan Rest Area Perkotaan.

“Setelah istirahat atau membeli oleh-oleh dan makanan, masyarakat bisa masuk kembali ke tol. Istilah rest area perkotaan pertama kali disebutkan oleh Bapak Menteri Perhubungan,” ungkapnya.

Dia menjelaskan masyarakat bisa diarahkan untuk keluar ke kota terdekat sehingga dapat menggerakkan UMKM.

“Ini adalah strategi yang tidak hanya berpedoman pada keselamatan namun juga meningkatkan pendapatan UMKM,” kata Dirjen Budi.

Kegiatan itu dihadiri oleh Direktur Lalu Lintas Jalan Cucu Mulyana, Direktur Prasarana Transportasi Jalan Popik Montanasyah, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah

Provinsi Jateng- DIY Eko Agus Susanto, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Henggar Budi Anggoro, dan perwakilan Ditlantas Polda Jawa Tengah, serta stakeholder terkait lainnya.

Sumber : JPNN

LEAVE A REPLY