Gunung Merapi Level 3, 624 Kali Keluarkan Gempa Guguran

0
129

Pertama.id – Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah masih terus mengeluarkan aktivitas kegempaan.

Pada pekan ini, 17-23 Juni 2022, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatatkan bahwa aktivitas kegempaan masih cukup tinggi.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengungkapkan cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut.

“Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal. Tekanan lemah dan tinggi 450 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada tanggal 21 Juni 2022 pukul 06.00 WIB,” ujar Agus.

Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 70 kali ke arah barat daya, dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1,8 kilometer.

Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 1 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 62 kali gempa Fase Banyak (MP), 1 kali gempa Low Frekuensi (LF), 624 kali gempa Guguran (RF), 13 kali gempa Hembusan (DG), dan 7 kali gempa Tektonik (TT).

“Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu, tetapi aktivitas kegempaan terhitung masih cukup tinggi,” ucap Agus.

Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 23 milimeter per jam selama 80 menit di Pos Kaliurang pada 18 Juni 2022.

Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di lereng Merapi.

Sumber : JPNN

LEAVE A REPLY