Pelaku Bom Bunuh Diri Suami Istri

0
250

Pertama.id – Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyebutkan, dua pelaku bom bunuh diri di gerbang masuk gereja Katedral Kota Makassar, Sulawesi Selatan adalah pasangan suami istri yang baru menikah 6 bulan.

“Betul pelaku pasangam suami istri baru menikah enam bulan,” kata Argo dalam keterangannya, Senin.

Argo menjelaskan, identitas kedua pelaku bom bunuh diri tersebut telah diketahui. Pelaku laki-laki berinisial L dan perempuan berinisial YSF, berprofesi sebagai pekerja swasta

“Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk mengungkap pelakunya lainnya,” ujar Argo.

Menurut Argo, sejumlah tempat sudah digeledah untuk mencari bukti lainnya. Termasuk rumah tempat tinggal pelaku.

“Kita tunggu hasil kerja anggota di lapangan. Dan kami berharap semua dapat diungkap dengan jelas,” kata Argo.

Argo menambahkan, pelaku merupakan bagian dari kelompok militan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina.

“Pelaku berafiliasi dengan JAD,” ujar Argo.

Peristiwa bom bunuh diri terjadi Minggu (28/3) sekitar pukul 10.20 WITA bertempat di gerbang depan Gereja Katerdal Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Pengeboman dilakukan dua orang pelaku, datang ke gereja menggunakan sepeda motor matik dengan nomor polisi DD 5894 MD.

Akibat peristiwa tersebut, kedua pelaku meninggal dunia di tempat, dan korban luka dari masyarakat umum serta sekuriti gereja.

Hingga kini korban luka akibat bom bunuh diri yang masih dirawat di rumah sakit tinggal 15 orang, 13 diantaranya di rawat di RS Bhayangkari Makassar dan 2 lainnya di RS Siloam.

“Dari 19 korban luka saat ini tinggal 15 orang, 4 lainnya diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan,” kata Argo

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Boy Rafli Amar mengaku sudah mengantongi identitas 2 pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Boy Rafli mengatakan keduanya merupakan pasangan suami istri.

“Saya baru selesai rapat dengan Pak Kapolri kita membahas penegakan hukumnya. Dan insyaallah hasilnya sangat bagus. Berhasil mengungkap jati diri siapa pelakunya. Suami istri,” kata Boy Rafli di Makassar, Senin (29/3).

Keduanya diduga berlatih membuat bom secara daring atau online.

“Ada informasi ini juga berkaitan dengan online training di media sosial yang dikembangkan oleh mereka. Jadi mereka mengembangkan tata cara pembuatan bahan peledak,” ujarnya.

Dalam pelatihan pembuatan bom daring itu, Boy menyebut ada narasumber yang pernah berlatih di kelas mancanegara. Boy mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mencegah perbuatan ini.

“Ada beberapa narasumber senior mereka yang pernah berlatih di luar negeri, ini bisa seperti ini, jadi ideologi ini terus dikembangkan oleh kelompok-kelompok radikal terorisme, jadi kita sama-sama cegah,” ucap Boy.

“Ini sinergitasnya dengan semua pemangku kepentingan bekerja sama tentunya TNI, dengan kepolisian, dengan BIN, dengan BSSN, semua lembaga negara termasuk Kominfo sudah menjadi agenda utama dalam mengantisipasi sebaran paham radikal intoleran di dunia maya. Itu yang harus terus dilaksanakan dengan juga pelibatan unsur masyarakat karena masyarakat menggunakan sarana cyber space yang tentunya harus waspada dengan kondisi yang ada di dalam dunia maya,” imbuhnya.

Polri menangkap sejumlah tersangka baru terkait bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Sejumlah tersangka tersebut diduga memberi dukungan kepada suami-istri pelaku bom bunuh diri.

Boy mengatakan sejumlah tersangka baru tersebut sudah ditangkap oleh pihak kepolisian. Mereka, kata dia, yang diduga memberikan dukungan kepada kedua pelaku bom bunuh diri.

“Sudah tertangkap, nanti akan ada penjelasan dari Pak Kapolri juga. Sementara yang ada di Makassar dulu. Jadi sudah ada tersangka baru yang diduga kuat memberikan dukungan kepada yang bersangkutan. Langkah-langkah penegakan hukum sudah dilakukan pihak penyidik Polri Densus 88 dan hasilnya cukup bagus,” ucapnya.

Boy mengatakan ada 2-3 tersangka baru yang diduga membantu penyerangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Mereka disebut berada dalam jaringan yang sama.

“Ya estimasinya kurang-lebih 2 sampai 3. Nanti akan ada penjelasan lebih lanjut peran dari mereka masing-masing, (jaringan) yang sama,” ujarnya.

Seperti diketahui, ledakan bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada pukul 10.28 Wita, Minggu (28/3). Pelaku bom bunuh diri yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu berboncengan menggunakan sepeda motor ke depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3).

Sumber : Jateng Pos

LEAVE A REPLY