Instruksi Terkini Ganjar Pranowo Terkait Persebaran Omicron di Jateng, Simak!

0
160

Pertama.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh rumah sakit untuk menyiapkan skema dalam menangani lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.

Ganjar menyebut setiap rumah sakit perlu menyiapkan skenario jitu, seperti saat menangani Covid-19 varian Delta tahun lalu.

Tidak hanya memerintahkan saja, Ganjar turut turun langsung menilik tempat isolasi terpusat di Rumah Dinas Wali Kota Semarang dan kesiapan RSUD Tugurejo Semarang, Rabu (16/2).

“Dari hasil pengecekan saya, tempat tidur rumah sakit Tugurejo sudah lumayan terisi, ada 59 persen. Namun, saya lihat semuanya sudah siap, termasuk penambahan seandainya nanti terjadi peningkatan. Maka semua harus siaga dan siap dengan skenario mengembalikan seperti saat Delta dulu,” kata Ganjar.

Secara keseluruhan, Ganjar menuturkan tingkat keterisian kamar tiap rumah sakit di Jawa Tengah masih dalam kategori aman.

Sampai sekarang ini, bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Jawa Tengah baru menyentuh angka sekitar 30 persen.

“BOR hari ini beda dengan dulu lo, kalau dulu kan sudah ada penambahan, kalau sekarang dikembalikan ke umum lagi dan BOR-nya masih 30 persen,” tuturnya.

Meskipun baru diangka 30 persen, pihaknya meminta jangan menyepelekan. Sebab, varian Omicron memiliki karakteristik penyebaran yang cukup cepat.

“Sudah harus diantisipasi, karena kalau sudah pada angka 50 persen, maka kita harus siap-siap menggeser perawatan umum untuk cadangan pasien Covid-19,” jelasnya.

Tidak hanya rumah sakit, Ganjar juga menginstruksikan seluruh bupati/wali kota untuk menyiapkan tempat isolasi terpusat.

Pihaknya juga akan kembali menggunakan BPSDM Provinsi Jawa Tengah dan Asrama Haji Donohudan Boyolali sebagai tempat isolasi terpusat.

“Beberapa rumah sakit darurat juga akan kami on kan lagi, termasuk isolasi terpusat. Kabupaten/kota mereka juga punya sendiri-sendiri tempat isolasi terpusat, jadi semua saya minta dihidupkan lagi. Insyaallah kami siap,” tegasnya.

Selain itu, Ganjar juga meminta program Jogo Tonggo kembali dijalankan. Program itu penting agar edukasi masif bisa dilakukan pada masyarakat.

“Saya sudah beri pengarahan, sekarang semua kegiatan harus mengikuti ketentuan sesuai level yang ditentukan pemerintah pusat,” terangnya.

Ganjar menekankan seluruh kegiatan dapat mengikuti ketentuan leveling pembatasan di tiap kabupaten/kota.

“Acara-acara jumlahnya dibatasi sesuai aturan, sosialisasi terus digencarkan. Ini penting saya sampaikan, agar semua bisa jalan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar mengatakan BOR di rumah sakit masih cukup aman, karena tingkat keterisian baru 30 persen.

Ia menyebut ketersediaan ICU mungkin harus menjadi perhatian karena di beberapa daerah BOR ICU sudah cukup tinggi.

“Misalnya di Solo itu ICU sudah 40 persen, kalau di Tugurejo ini dan rumah sakit lain belum mencapai itu. Total BOR ICU di Jateng sekitar 50 persen dari total ketersediaan sekitar 300 lebih kamar,” ucapnya.

Sumber : JPNN

LEAVE A REPLY