DPRD Kabupaten Demak Mencari Solusi Penanganan Rob di Demak

0
356

Pertama.id-Rob yang melanda Sayung dan beberapa wilayah lainnya di Kabupaten Demak beberapa tahun terakhir ini semakin menjadi. Jika sebelumnya hanya wilayah pinggir laut yang merasakan dampaknya, kini genangan air laut semakin masuk ke dalam bahkan menggenangi jalan pantura dan mengakibatkan kemacetan serta ketersendatan perekonomian.

Parahnya lagi, bencana rob tersebut juga mengakibatkan tenggelamnya rumah – rumah warga. Bahkan beberapa tahun lalu, satu dukuh bernama Bedono harus hilang dari peta gara-gara rob. Mereka akhirnya harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman dari terjangan rob. Dan kini, genangan air laut semakin bertambah melebar dan tinggi sehingga mengancam keberadaan desa-desa lainnya. Jika dibiarkan, maka dalam hitungan tahun, wilayah kecamatan Sayung akan hilang dari peta Demak.

Membantu mengatasi masalah ini, kemarin anggota DPRD Kabupaten Demak melakukan peninjauan ke lokasi rob di kecamatan Sayung. Hadir dalam kesempatan tersebut ketua DPRD H. Sri Fahrudin Bisri Slamet SE, Wakil ketua DPRD H Maskuri SPd, ketua komisi C Tatiek Soelistijani SH, anggota Badarodin S Sos (Fraksi PDIP), Saiful Hadi S Sos MH (Fraksi PDIP), dan Sri Rejeki (Fraksi Demokrat).

Dalam kesempatan itu Ketua DPRD mengatakan rasa keprihatinan yang mendalam atas bencana rob yang melanda Sayung Bonang hingga Wedung.

“Selama ini kita lalai dengan adanya bencana rob yang menimpa saudara-saudara kita di Sayung hingga Wedung. Namun insyaallah kedepan akan kita pikirkan dan benahi bersama bagaimana agar rob ini bisa tertangani secara komprehensif,” imbuhnya.

“Artinya ini memang wajib kita prioritas kan, dengan penanganan secara pendek dan jangka panjang. Jangka panjang ini bagaimana permasalahan rob di Kabupaten Demak di kecamatan Sayung Karangtengah Bonang dan Wedung agar rob bisa tertangani secepatnya. Cuman ini yang paling parah ada di kecamatan Sayung. Harapan kami setelah ini akan koordinasi dengan eksekutif bagaimana selesaikan permasalahan di kecamatan Sayung, “terangnya.

Sedangkan untuk jangka pendek, Slamet akan sesegera mungkin berkoordinasi dengan pihak eksekutif mengenai keberadaan jalan kabupaten yang juga hilang ditelan rob. Jalan tersebut dulunya menghubungkan mulai Semarang Sayung hingga Jepara. Namun lambat laun, air laut mulai merusak jalan tersebut dan akhirnya menenggelamkannya.

“Yang utama adalah bagaimana jalan kabupaten yang menghubungkan antara Semarang Sayung hingga Jepara bisa diselesaikan untuk mengangkat perekonomian masyarakat di Sayung hingga Kecamatan Wedung,” ujar Slamet.

“Selanjutnya kami akan mendesak eksekutif, pimpinan dewan yang lain dan ketua komisi C untuk tetap konsisten dengan apa yang sudah kami nyatakan dan kita lihat disini,” tegas Slamet.

Mengenai wacana relokasi, Slamet mengungkapkan bahwa sebelumnya memang ada wacana tersebut, namun warga menuntut status tanah yang jelas jika memang ada relokasi. terutama hal milik dan penggunaannya serta meminta agar dapat satu blok.

Sementara itu lurah Sriwulan Zamroni menambahkan, bahwa jalan penghubung antara Semarang hingga Jepara tersebut sudah mangkrak hingga 20 tahun lebih. Jalan tersebut sangat strategis karena menghubungkan antara Semarang Sayung Karangtengah Bonang Wedung hingga Jepara. Jika kelak difungsikan kembali tentunya akan mengangkat perekonomian masyarakat setempat .

“Jalan ini hilang karena tertelan rob, dan ini merupakan jalur strategis karena menghubungkan tiga wilayah yakni Semarang Kabupaten Demak dan Jepara. Serta merupakan jalur perekonomian bagi masyarakat pesisir. jika kelak terbangun kembali tentunya sangat membantu masyarakat pesisir dalam mengangkat perekonomian mereka. Harapan kami bisa menjadi skala prioritas pembangunan bagi pemerintah pusat dan daerah, ” harapnya.

Ditambahkan oleh Zamroni, bahwa penanganan sementara untuk rob adalah dengan membenahi drainase atau arus buang air rob ke kali pembuangan. Sebab selama ini air rob bisa bertahan hingga 3 hari di rumah-rumah warga. Jika drainase saluran pembuangan diperbaiki tentunya akan mempercepat aliran air keluar. Untuk itu pihaknya menyarankan agar selain pembenahan drainase juga dilakukan perbaikan pintu-pintu air yang selama ini tidak berfungsi karena rusak dan hilang.

“Perbaikan saluran pembuangan harus dipikirkan, karena selama ini air rob tidak bisa langsung terbuang ke saluran pembuangan. Selain itu juga diperlukan perbaikan pintu-pintu air yang rusak,” pungkasnya. (JP/Red)

LEAVE A REPLY