Menteri Susi : Kita Harus jadi Kreator Bukan Pengekor

0
335

Pertama.id-Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berbagi kisah inspiratifnya pada anak-anak muda dalam diskusi ‘Gen Milenial Bicara Pancasila’.

Acara yang dihadiri ratusan pelajar dan mahasiswa itu digelar di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3).

Perempuan asal Pangandaran, Jawa Barat itu mengisahkan, kesuksesannya sebagai pengusaha tidak diraih sekejap.

Dia mengatakan menikmati proses panjang yang dilalui hingga ditunjuk menjadi menteri periode 2014-2019 oleh Presiden Joko Widodo.

“Jangan melihat saya yang sekarang, saya melalui proses yang panjang,” kata Susi.

Susi lalu menceritakan masa lalunya yang sempat berhenti sekolah. Namun, perempuan kelahiran 15 Januari 1965 itu melanjutkan pendidikannya dan mendapat ijazah SMA pada 2018 melalui jalur Paket C jurusan ilmu pengetahuan sosial.

“Saya berhenti sekolah bukan berarti sekolah enggak penting. Buktinya saya sekolah lagi. Karena pada akhirnya pendidikan itu sangat berpengaruh dalam hidupmu ke depan,” ungkap Susi.

Sebagai menteri, Susi punya banyak prestasi. Dia berhasil mendongkrak neraca perdagangan ikan Indonesia menjadi nomor 1 di Asia pada 2015. Susi juga menggebrak dengan kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan.

“Sebelum pemerintahan Pak Jokowi, neraca perdagangan ikan Indonesia nomor buntut, meski luas laut kita nomor dua di dunia,” ungkapnya.

Atas semua kerja kerasnya itu, Susi masuk dalam daftar Global Thinkers 2019 yang dirilis majalah Foreign Policy. Foreign Policy menulis nama Susi dalam kategori Pertahanan dan Keamanan atas kontribusinya menjaga kedaulatan maritim Indonesia.

“Kita memang harus jadi creator, bukan pengekor. Energi positif itulah terjemahan Pancasila. Kebijakan Indonesia yang tegas membuat Indonesia disegani,” ujar Susi.

Selain Menteri Susi, dalam diskusi bersama anak-anak muda itu, hadir juga Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Ketua Badan Olahraga Profesional Indonesia, Richard Sam Berra, dan Wakil Sekjen PDI Perjuangan Eriko Sotarduga.

 

LEAVE A REPLY