Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Jangan Dimaknai Sempit

0
441

Pertama.id-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembangunan infrastruktur yang menjadi program pemerintahannya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla jangan hanya dimaknai secara fisik dan ekonomi, tapi juga bagian penting dalam membangun infrastruktur budaya.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam kuliah umumnya di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI), Kota Denpasar, Bali, Sabtu (23/6).

“Pembangunan infrastruktur fisik adalah bagian penting dari pembangunan infrastruktur budaya. Yaitu infrastruktur yang akan semakin mempersatukan 714 suku di bumi Nusantara ini, yang memajukan kebudayaan dan kesenian di masyarakat, yang akan semakin meningkatkan rasa keadilan bagi seluruh rakyat,” ujarnya.

Pada saatnya nanti, pembangunan infrastruktur ini juga dapat dirasakan manfaatnya bagi pembangunan mental dan karakter bangsa Indonesia. Dijelaskan Jokowi, saat bangsa Indonesia memulai pembangunan fisik seperti jalan tol atau bahkan MRT dan LRT, sesungguhnya saat itulah bangsa ini sedang memulai membangun infrastruktur budaya baru.

“Melalui pembangunan MRT, kita sedang membangun budaya baru, peradaban baru dalam bidang transportasi massal. Peradaban baru yang tidak ada pembandingnya dalam sejarah masa lalu kita. Padahal, di negara-negara lain, penggunaan MRT dan LRT sudah menjadi bagian budaya masyarakat. Artinya kita ingin budaya baru, budaya tepat waktu, budaya antre nanti akan ada di sana,” tuturnya.

Sebagai negara besar dengan belasan ribu pulau, pembangunan infrastruktur seperti transportasi merupakan hal yang tak dapat disangkal. Karenanya program tersebut harus dilihat sebagai cara untuk mempersatukan bangsa dan mempercepat konektivitas budaya.

Cara pandang yang sama juga berlaku dalam pembangunan infrastruktur lain di perbatasan dan kawasan terluar Indonesia. Dengan cara itu pemerintah sesungguhnya sedang membangun mental dan karakter bangsa agar rakyat di wilayah terluar merasa jadi bagian dari NKRI.

“Ini artinya pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sekaligus bagian dari pembangunan mental dan karakter bangsa,” kata Presiden.

Pada kesempatan itu dia juga menyampaikan bahwa kekayaan bangsa Indonesia bukan lagi sumber daya alam tapi ada pada seni budaya. Terlebih lagi Indonesia memiliki 714 suku dengan ciri khas budaya dan seni-nya masing-masing.

“DNA kita adalah seni dan budaya. Artinya kita memiliki paling sedikit 714 sumber energi untuk dikembangkan secara kreatif, 714 sumber inspirasi untuk melakukan loncatan-loncatan kemajuan,” tambah mantan gubernur DKI Jakarta itu. (fat/jpnn)

LEAVE A REPLY