Infrastruktur Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia

0
398

Pertama.id-Indonesia masih berada di posisi ke-45 dari 140 negara dalam Global Competitiveness Index (GCI) 2018.

Posisi itu masih lebih rendah daripada negara tetangga. Misalnya, Malaysia yang berada di peringkat ke-25.

Di bidang infrastruktur, Indonesia menempati peringkat ke-71, sedangkan Malaysia di posisi ke-30.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia mempunyai tantangan yang berbeda dengan Malaysia.

Antara lain, jumlah penduduk yang lebih banyak, wilayah yang lebih luas, dan posisi negara kepulauan yang memerlukan infrastruktur yang lebih kompleks.

Meski begitu, Indonesia tak lantas menerima ketertinggalan pembangunan dan kualitas daya saing di bawah negara tetangga.

’Mungkin kita bisa bilang bahwa ini terlalu sulit, terlalu struktural, terlalu fundamental. Namun, semestinya kita terus menghadapi kendala pembangunan ini dengan tetap optimistis,’’ tutur Sri di sela-sela Dasabakti PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Kamis (28/3).

Anggaran pembangunan infrastruktur dalam APBN 2019 mencapai Rp 415 triliun atau hanya naik 1,47 persen dari anggaran tahun lalu Rp 409 triliun.

Karena itu, dibutuhkan tambahan dana dari berbagai sumber. Sri menyatakan, PT SMI sebagai BUMN yang bertugas mengelola pendanaan untuk infrastruktur kini punya banyak skema yang berbeda-beda.

’’Banyak menggabungkan dana dari grant (hibah), APBN, BUMN, dan swasta ke dalam satu proyek. Ini bagus,’’ kata wanita yang karib disapa Ani itu.

Menurut mantan managing director Bank Dunia tersebut, tahun ini fokus pemerintah adalah pembangunan kualitas SDM.

Pembangunan infrastruktur fisik tetap dilakukan meski bukan lagi fokus utama pemerintah.

Tujuannya, menjaga stabilitas dan pemerataan pembangunan. Jadi, bukan hanya dari sisi fisik.

Sebab, indeks daya saing tidak sekadar menilai infrastruktur fisik seperti jembatan, jalan, pelabuhan, dan lain-lain, tetapi juga kualitas SDM suatu negara.

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, Indonesia tidak cukup jika hanya membangun pelabuhan dan bandara.

Dengan kemajuan teknologi, Indonesia harus terus menggenjot peningkatan kualitas SDM dan ekonomi digital.

“Infrastruktur kita di bidang teknologi seperti kabel bawah tanah dan jaringan lainnya baru seputar 4G saja. Negara lain sudah 5G, bahkan menuju 6G. Kita harus ke arah sana meski butuh waktu,’’ ujar Luhut. (rin/c14/oki)

LEAVE A REPLY