Bambang Djaja Perdana Ekspor Trafo Power ke Filipina

0
612

Pertama.id-PT Bambang Djaja mengekspor trafo power ke Filipina. Langkah itu merupakan bagian dari upaya perseroan untuk memperluas pasar ekspor.

Deputy Director Sales & Marketing PT Bambang Djaja Teddy Suwignjo menjelaskan, produk trafo power pertama yang diekspor ke Filipina adalah Power Transformer 30 MVA 69 kV/13,8 kV Dyn11.

Beratnya 44 ton dan tinggi 4,7 meter. Produk tersebut digunakan kawasan berikat di Filipina yang bernama Authority of the Freeport Area of Bataan (AFAB).

’’Kami fokus di trafo power sejak 2016 dan sekarang kali pertama ekspor,’’ ujar Teddy, Selasa (6/11).

Produk itu dihasilkan dari pabrik B&D Transformer di Mojokerto. Tiap tahun kapasitas produksi trafo power mencapai 90–100 unit.

’’Di pabrik kami, pembuatan produk tersebut hanya berdasar pesanan. Kami harap dengan ekspor perdana itu bisa membuka pasar ekspor negara yang lain,’’ jelas Teddy.

Market share trafo power B&D Transformer di Indonesia saat ini sekitar 30 persen.

Teddy memaparkan, sebenarnya pihaknya cukup sering melakukan ekspor khusus trafo distribusi.

Negara yang dituju, antara lain, Malaysia, Filipina, Brunei, Sudan, dan Arab Saudi.

’’Market terbesarnya adalah Malaysia dan Filipina. Trafo distribusi kami di Filipina banyak dipakai di pusat perbelanjaan. Kami sudah mengirim 35 trafo distribusi ke sana,’’ ungkap Teddy.

Untuk ke Malaysia, pengiriman selalu rutin dilakukan sejak 2013. Tiap tahun B&D Transformer rata-rata mengekspor 30–40 unit trafo distribusi ke negara itu.

Selain di Mojokerto, B&D Transformer memiliki pabrik di Rungkut yang khusus memproduksi trafo distribusi. Kapasitasnya 25 ribu unit tiap tahun.

’’Komposisi ekspor kami secara keseluruhan sebenarnya masih kecil, yaitu sepuluh persen. Namun, trennya terus positif,’’ lanjut Teddy.

Teddy menambahkan, penjualan trafo di B&D sendiri terus meningkat tiap tahun.

’’Kalau dilihat berdasar satuan MVA, 2016 kami mampu menjual hingga dua ribu MVA. Lalu, 2017 sebanyak 2.600 MVA, dan tahun ini targetnya bisa tiga ribu MVA,’’ tutur Teddy.

Sejauh ini permintaan terbesar untuk trafo B&D didapat dari PLN dengan kontribusi 65 persen.

Sisanya berasal dari perusahaan swasta seperti pabrik, hotel, mal, gedung perkantoran, hingga rumah sakit. (car/c22/oki)

LEAVE A REPLY